AI 'Dreaming' Ciptakan Karya Seni di Museum Guggenheim Bilbao
Tekno & SainsNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Foto: reuters

Jakarta, tvrijakartanews - AI dreaming atau ruang mimpi bertenaga AI karya seniman Turki-Amerika, Refik Anadol, diresmikan di Museum Guggenheim di Bilbao pada Kamis, 6 Maret 2024.

"Dengan bantuan teknologi AI, saya pikir masa depan arsitektur akan melampaui beton, baja, dan kaca. Saya pikir bangunan akan bermimpi, bangunan akan berimajinasi, bangunan akan mengingat," ujar Anadol dikutip dari reuters.

Dengan nama "Arsitektur Hidup: Gehry," seniman tersebut menggunakan kecerdasan buatan untuk menafsirkan ulang warisan arsitektur Frank Gehry, desainer museum Guggenheim tempat pameran tersebut berlangsung, melalui seni generatif.

Instalasi Anadol memanfaatkan model AI yang dilatih selama berbulan-bulan pada beragam gambar, sketsa, dan rencana yang dapat diakses secara bebas. Model ini ditujukan untuk menerjemahkan kosakata arsitektur Gehry secara dinamis ke dalam bentuk, warna, dan gerakan yang terus berkembang.

Di dalam galeri, hampir 50 proyektor menyajikan karya seni pada resolusi tinggi 20.000 piksel, memamerkan 25 juta gambar yang dikumpulkan secara etis dari alam dan karya Gehry.

"Ada hampir 50 proyektor di dalamnya dengan 20.000 piksel beresolusi sangat tinggi. Karya seni ini memimpikan 25 juta gambar alam yang dikumpulkan secara etis dan Frank Gehry, seluruh kehidupan sang arsitek," kata Anadol.

Seniman ini menggambarkan hal ini sebagai contoh pertama AI yang "bermimpi" terus-menerus, menawarkan lukisan dan bentuk baru setiap hari. Ia membayangkan masa depan di mana arsitektur melampaui material tradisional.

“Masa depan kita, dan umat manusia, harus benar-benar memahami cara kerja AI dan mengapa ia ada, serta apa yang dapat kita lakukan dengannya. Jadi, saya yakin sangat penting untuk mengatakan bahwa, tentu saja, AI menghadirkan berbagai kemungkinan, tetapi ia juga disertai dengan berbagai tanggung jawab," tuturnya.